"Menuju indonesia baru"

PEMBUNUHAN KARAKTER PADA ANAK



Secara sederhana definisi karakter atau watak (bahasa Indonesia) adalah:

Secara Etimologi, “watak” berarti sifat pembawaan yang mempengaruhi tingkah laku; budi pekerti; tabiat; perangai.
Sedangkan secara Terminologi, karakter adalah sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang menjadi ciri khas seseorang atau sekelompok orang.
Tapi, apapun definisinya, intinya adalah kita sebagai manusia memang sudah diberi oleh Allah dengan karakter masing-masing yang memang satu dengan yang lainnya berbeda. Namun tujuan perbedaan itu bukan dijadikan sebagai alasan untuk timbulnya konflik. Justru perbedaan tersebut untuk melengkapi satu dengan yang lain agar seimbang.
Sehingga apa yang menjadi karakter manusia itu bisa memunculkan suatu budi daya yang berupa tata krama atau sopan santun yang sekarang sudah mulai banyak ditinggalkan oleh generasi muda.

Tanpa “dibunuh”-pun, jika lingkungan kita buruk maka karakter positif kita dengan sendirinya akan mati. Bahkan punah!
Gambaran ini bisa dijelaskan dengan perumpamaan berikut:
Program Aplikasi1
Program Aplikasi2        ==>  Operating System  ==>   Computer
Program Aplikasi3
Dst...
 
Ibarat komputer yang harus kita instal sistem operasi yang tepat agar komputer tersebut berfungsi dengan baik, anak-anak kita juga seperti komputer. Chasing yang bagus, penampilan modern, tapi tidak ada sistem operasi yang tepat, maka komputer modern itu juga tak berguna.

Anak-anak kita juga demikian. Karena mereka seperti komputer, maka kita harus meng-instal “sistem operasi” yang tepat dalam dirinya agar dia bisa mengoptimalkan kehidupannya. Nah, sistem operasi itulah yang kita sebut KARAKTER yang dapat kita bangun melalui Pendidikan Karakter.

Sedangkan pengaruh-pengaruh lingkungan dapat kita perumpamakan sebagai Program Aplikasi 1, 2, 3 dan seterusnya. Jadi, jika program aplikasi yang kita pasang tidak kompatibel dengan sistem operasinya maka komputer juga tidak bisa optimal kinerjanya.
Demikian pula dengan anak-anak kita. Jika mereka tidak memiliki KARAKTER yang kuat (sistem operasinya jelek, corrupt) maka dia akan “hang” alias komputer itu akan ERROR.
Nah, kesalahan kita para ortu, biasanya kita berlomba-lomba mencari Program Aplikasi (baca: les ini itu, lomba ini itu, juara ini itu, penampilan ini itu) tapi tidak memperhatikan “Sistem Operasi” (baca: karakter) yang telah terpasang sudah memadai atau tidak.

Jadi secara sederhana pula dapat diartikan bahwa “pembunuhan karakter” adalah proses perusakan “sistem operasi” sehingga program-program aplikasi yang ada tidak tersaring dengan baik dan tidak bisa berjalan optimal (baca: tidak kompatibel) sehingga “komputer” (baca: anak kita) akan mengalami ERROR (baca: pintar akademik tapi kurang berkarakter). KARAKTER dapat “terbunuh” dengan sendirinya jika kita tidak meng-upgrade “sistem operasi” yang telah terpasang pada diri anak-anak kita.

“Pembunuhan karakter” juga bisa dilakukan dengan sengaja. Yaitu dengan cara memasang “program aplikasi” yang salah (bahkan ber-virus!) dan membiarkan “sistem operasi” tidak di-upgrade (maunya pakai Windows Ver. 1.0 terus!) serta tidak meng-upgrade “komputer”-nya (baca: sekolah tapi tidak memahami makna pembelajaran, hanya cari nilai rapor & ijasah).

Contoh konkrit yang sering saya temukan adalah:
Anak biasanya takut kalau guru matematikanya sudah bersabda: "Cara mengalikan harus sesuai dengan cara bapak ya. Selain cara seperti yang bapak ajarkan adalah salah!"
Padahal, secara naluri, anak memiliki karakter sebagai plagiator terbesar di dunia. Dia juga memiliki karakter yang selalu ingin tahu. Nah, kalau keingintahuan mereka dibatasi hanya dengan 1 cara mengalikan, maka lambat laun karakter yang serba ingin tahu itu akan MATI. 

Mereka jadi cenderung menghafal. Anak menjadi berperangai malas, tidak kreatif dan tidak menjadi pembelajar, tapi menjadi penghafal. Padalah, tingkat pendidikan TERENDAH adalah MENGHAFAL. Sebab binatang pun bisa menghafal!
Anak akhirnya tidak ber-tata krama dan tidak sopan pada orang tua. Mereka selalu bilang, “Bukan begitu caranya Pa! Papa gak tau sih! Pak guru bilang bukan begitu cara mengalikannya!” Pada akhirnya anak juga TIDAK AKAN PERNAH BISA menghargai orang lain!
Itu artinya kita sudah melakukan “pembunuhan karakter”! Tapi biasanya para orang dewasa TIDAK PERNAH MENGAKUI bahwa prilaku mereka bisa merusak prilaku anak-anak didiknya.



0 komentar:

Post a Comment

Aturan berkomentar :

1. Penggguna yang terdaftar
2. Gunakan bahasa yang santun dan sopan
3. Dilarang SPAM
4. Dilarang menaruh link aktif dan link porno
5. Jika ada suatu permasalahan lihat komentar lain atau bisa kirim via e-mail

PEMBUNUHAN KARAKTER PADA ANAK